Langkah-Langkah Menuju Penerapan Good Corporate Governance

Langkah-Langkah Menuju Penerapan Good Corporate Governance

Pendahuluan

Good Corporate Governance (GCG) merupakan konsep yang enak dan mudah diwacanakan, tapi masih berat dilaksanakan. Terbukti, sejak Komite Nasional Kebijakan GCG (kini berubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance/KNKG) mengeluarkan pedoman GCG pada 2001, jumlah institusi publik dan BUMN yang serius menerapkan konsep ini masih memprihatinkan (swa, 2007). Mas Achmad Daniri, -Ketua KNKG-, menyebutkan dalam Swa (2007) bahwa hal itulah yang membuat gemes pengurus KNKG. Padahal, target yang dicanangkan KNKG ingin menempatkan Indonesia pada kuartil teratas dalam pemeringkatan internasional good governance pada 2009. Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Fithri (2007) jumlah peserta CGPI Awards-pun masih sangat sedikit. Hal ini mengindikasikan masih rendahnya kesadaran publik akan arti pentingnya GCG.

Permasalahan

Merujuk pada latar belakang tersebut maka:

1. Apakah GCG?

2. Mengapa konsep GCG sulit membudaya?

3. Bagaimana upaya penerapan GCG?

Teori Keagenan

Teori Keagenan menunjukkan hubungan antara pihak yang bekerja sama tapi mempunyai posisi yang berbeda. Manajemen, sebagai pihak yang diberi amanah untuk menjalankan dana dari pemilik atau prinsipal, harus mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanahkan kepadanya. Dilain pihak, prinsipal sebagai pemberi amanah akan memberikan insentif pada manajemen berupa berbagai macam fasilitas, baik finansial maupun non finansial. Permasalahan timbul ketika kedua belah pihak mempunyai persepsi dan sikap yang berbeda dalam hal pemberian informasi yang akan digunakan oleh prinsipal untuk memberikan insentif pada agen. Hal lain yang membuat permasalahan adalah persepsi kedua belah pihak dalam menanggung resiko (Eisenhard, 1989 dalam Khomsiyah, 2003). Agen yang mempunyai informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan secara riil dan menyeluruh, tidak akan memberikan seluruh informasi atas kepemilikannya tetapi asses pada informasi internal perusahaan terbatas akan meminta manajemen memberikan informasi selengkapnya. Keinginan prinsipal tersebut pada umumnya sangat sulit dipenuhi. Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor seperti: biaya penyajian informasi, keinginan manajemen menghindari resiko untuk terlihat kelemahannya, waktu yang digunakan untuk menyajikan informasi, dan sebagainya. Produk dari ketiadaan harmonisasi antara agen dan prinsipal ini adalah timbulnya ketidakseimbangan informasi (information asymmetry).

Corporate Governance merupakan suatu cara untuk menjamin bahwa manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan stakeholders. Pelaksanaan GCG menuntut adanya perlindungan yang kuat terhadap hak-hak pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas. Prinsip-prinsip atau pedoman pelaksanaan GCG menunjukkan adanya perlindungan tersebut, tidak hanya kepada pemegang saham, tetapi meliputi seluruh pihak yang terlibat dalam perusahaan termasuk masyarakat.

Pengungkapan merupakan salah satu alat yang penting untuk mengatasi masalah keagenan antara manajemen dan pemilik, karena dipandang sebagai upaya untuk mengurangi asimetri informasi. Perusahaan memberikan pengungkapan melalui laporan tahunan yang telah diatur oleh Bapepam dan lembaga profesi maupun melalui pengungkapan sukarela sebagai tambahan pengungkapan minimum yang telah ditetapkan. Penerapan GCG dalam praktiknya menekankan perlunya transparasi dan akuntanbilitas dari manajemen perusahaan

Penerapan GCG

Mendorong perusahaan menerapkan GCG bukanlah hal yang mudah. Menurut Jos Luhukay (Ketua Subkomite Korporasi) dalam Daniri (2007), bahwa salah satu penyebabnya adalah belum adanya wasit yang tegas untuk program ini. Regulator tidak bisa dijadikan satu sebagai wasit. Sehingga dalam rencana mendatang KNKG akan memprioritaskan pelaksanaan GCG di perusahaan yang menghimpun atau menggunakan dana publik dalam jumlah besar, seperti kelompok perbankan, dana pensiun, perusahaan publik dan BUMN. Pelaksanaan GCG di masing-masing kelompok tersebut tentu akan sangat bergantung pada peran regulator masing-masing. Contoh peran regulator perbankan adalah Bank Indonesia dan peran regulator pasar modal ada Bapepam. Jos Lukuhay dalam Daniri (2007) juga mengungkapkan bahwa sekarang sudah saatnya para regulator tersebut di-rating, bukan hanya perusahaannya saja.

Sedangkan menurut Suratman (2000), menjelaskan bahwa kurangnya sosialisasi GCG menyebabkan ketidaktahuan perusahaan akan asas manfaat GCG, sehingga penerapan GCG masih rendah. Hal ini juga didukung oleh penelitian Marwati (2007) yang menggambarkan bahwa peserta CGPI Awards masih sangat sedikit. Fenomena ini memberikan gambaran bahwa publik masih acuh dengan manfaat penerapam GCG.

Manfaat mikro GCG bagi perusahaan ujung-ujungnya memang efisiensi dan produktivitas. Sebab produktivitas dan efisiensi usaha adalah jawaban menghadapi kompetesi global di tengah situasi yang turbulance. Sedangkan secara makro GCG bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. Misalnya, seluruh perusahaan di Indonesia menerapkan GCG maka secara otomatis membantu perbaikan ekonomi negara dan masyarakat.

Sebagai contoh konkrit yaitu, penerapan GCG dalam praktiknya menekankan perlunya transparasi dan akuntanbilitas dari manajemen perusahaan. Dengan demikian, perusahaan akan membayar pajak sesuai dengan apa yang didapat. Hal ini, menurut Wahjudi dalam Khomsiyah (2000), menghindari inefisiensi dan opportunity cost yang tidak perlu.

Sementara itu, guna menjamin efektifitas GCG diperlukan suatu cara. Hal itu harus dilakukan secara kolektif oleh pekerja-pekerja di dalam tingkatan yang berbeda. Upaya melakukan GCG dapat dilakukan jika masing-masing pihak dalam perusahaan menyadari perannya untuk mewujudkan GCG.

Merujuk pada Satyo (2000), berikut setidaknya bentuk-bentuk peran yang dapat diambil oleh para manajer, akuntan manajemen, dan auditor internal dalam mendukung terwujudnya GCG di perusahaan. Para manajer perusahaan dapat berperan secara efektif terhadap GCG dengan melakukan tindakan-tindakan antara lain:

1. Mengidentifikasi secara layak, mengevaluasi, dan mengelola resiko dan peluang;

2. Menindaklanjuti kebijakan perusahaan dan menjelaskan tujuan perusahaan secara lengkap;

3. Menaati standar-standar etika; dan

4. Memandang dewan direksi perusahaan sebagai “ahli” dan kewenangan legalnya diakui.

Akuntan Manajemen dapat berperan dalam:

1. Memberikan system informasi atas penilaian kinerja masa lalu dan aktivitas masa depan yang disetujui dan direncanakan;

2. Merancang dan menerapkan internal control system yang berperan sebagai dewan penjamin;

3. Menjamin bahwa pendelegasian kewenangan ditaati; dan

4. Mengawasi dan mengevaluasi biaya-biaya serta manfaat-manfaat dari aktivitas utama.

Auditor Internal dapat berperan dalam:

1. Membantu dewan dalam menilai resiko utama dan memberi nasehat pada pihak manajemen;

2. Mengevaluasi internal control system dan bertanggung jawab kepada komite audit;

3. Menelaah peraturan GCG minimal setahun sekali.

Pambudi S. Teguh, (2006) merangkum bahwa ada lima langkah menuju GCG, yaitu:

1. Pemilik dan manajemen, siapkan komitmen Anda. GCG adalah proses yang terus-menerus. Tanpa komitmen, hasilnya tidak akan maksimal dan hanya buang-buang waktu serta energi.

2. Tunjuk orang yang kapabel untuk memimpin tim khusus. Mereka bisa melakukan benchmarking atau mengundang konsultan.

3. Susunlah organ-organ GCG mengacu ke pedoman yang dikeluarkan Komnas GCG, serta disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Prinsipnya, terjadi keseimbangan kewenangan dan mekanisme check and balance

4. Buatlah corporate governance manual sebagai induk dari semua buku manual perusahaan yang mengatur etika dan praktik hubungan organ-organ perusahaan.

5. Sosialisasi dan tone from the top. Manajemen harus menunjukkan perilaku yang sesuai dengan aturan yang ada.

Good Corporate Governance (GCG) merupakan konsep yang enak dan mudah diwacanakan, akan tetapi membutuhkan kerjasama antara semua pihak demi mendapatkan manfaat yang optimal. Jangan dulu bicara adanya hambatan di luar ketika perusahaan ingin mempraktikkan GCG — terutama ketika iklim bisnis secara makro belum kondusif seperti masih merajalelanya tradisi kickback atau biaya siluman — yang membuat niat diurungkan. Yang terpenting, adalah mempraktekkan GCG sedini mungkin karena banyak manfaat yang dipetik.

Daftar Pustaka

Daniri, Achmad, 2007. Gulirkan Terus GCG. http://www.swa.co.id, 2007.

Khomsiyah, 2003. Hubungan Corporate Governance dan Pengungkapan Informasi: Pengujian Secara Simultan. Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, 16-17 Oktober 2003, hal. 200-212.

Marwati, Fithri Setya (2007). Pengaruh Pengumuman Corporate Governance Perception Index (CGPI) Terhadap Reaksi Pasar. Universitas Gadjah Mada, Jogja, 2007. P

ambudi, S. Teguh, 2006. Lima Langkah Menuju GCG. http://www.swa.co.id. 2006. S

atyo, 2000. Agar CG Efektif. Media Akuntansi, NO. 7/ TH. I/Maret 2000, hal. 8.

Suratman, Adji, 2000. Peranan Akuntan pada GCG. Media Akuntansi, NO. 7/ TH. I/Maret 2000, hal. 12.

Kl lg sadar…

Tuhan, berapakah sisa umurku?
Apakah setahun lagi?
Sepuluh tahun lagi?
Atau malah sisa sehari?

Tuhan, marahkah Engkau padaku?
Karena usia yang Engkau beri, aku isi dengan dosa-dosa
Dengan kesia-siaan, berulang-ulang…

Tuhan, aku tau Engkau sayang padaku
Hingga Engkau beri aku detik ini,
menit ini, hari ini…
Begitu sayangnya Engkau padaku,
Hingga Engkau beriku kesempatan
berulang-ulang…

Tuhan, kalau memang ini perbuatan baik,
Sekali-kalinya yang bisa kulakukan dalam hidupku,
Ijinkanlah aku berterima kasih padaMu
Terima kasih atas umurku…. 

Your Mother

Your Mother
Album :
Munsyid : Yusuf Islam
http://liriknasyid.com

Who should I give my love to?
My respect and my honor to
Who should I pay good mind to?
After Allah
And Rasulullah

Comes your mother
Who next? Your mother
Who next? Your mother
And then your father
Cause who used to hold you
And clean you and clothes you
Who used to feed you?
And always be with you
When you were sick
Stay up all night
Holding you tight
That?s right no other
My mother

Who should I take good care of?
Giving all my love
Who should I think most of?
After Allah
And Rasulullah
Comes your mother
Who next? Your mother
Who next? Your mother
And then your father
Cause who used to hear you
Before you could talk
Who used to hold you?
Before you could walk
And when you fell who picked you up
Clean your cut
No one but your mother
My mother

Who should I say why close to?
Listen most to
Never say no to
After Allah
And Rasulullah
Comes your mother
Who next? Your mother
Who next? Your mother
And then your father
Cause who used to hug you
And buy you new clothes
Calm your head
And blow your nose
And when you cry
Who wiped your tears?
Knows your fears
Who really cares?
My mother

Say Alhamdulillah
Thank you Allah
Thank you Allah
For my mother.

KOKORO NO TOMO

KOKORO NO TOMO (by Mayumi Itsuwa)

KOKORO NO TOMO (by Mayumi Itsuwa)

Anata kara kurushi mi o ubaeta sono toki

Watashi ni mo ikite yuku, yuki ga-wa ite kuru

Anata to de au made wa kodoku

Nasasurai bito

Sono te no nukumori o kanjisasete

Chorus 1:

Ai wa itsumo rarabai

Tabi ni tsukareta toki

Tada kokoro no tomo to watashi o yonde

Shinjiau kokoro sae doko ka ni wasurete

Hito wa naze sugita hi no shiawase oikakeru

Shizuka ni mabuta tojite kokoro no doa o hiraki

Watashi o tsukandara namida fuite

Chorus 2:

Ai wa itsumo rarabai

Anata ga yowai toki

Tada kokoro no tomo to watashi o yonde

In Indonesian

KOKORO NO TOMO (Teman Hati)

Kala itu mampu kulepaskan kepedihan dari hatimu

Semangatku pun bergelora menapaki jalan hidup ini

Sebelum bersua denganmu, kesepian aku berkelana

Biar kurasakan hangatnya jemarimu

Chorus 1:

Cinta senantiasa meninabobokkan

Tatkala lelah dalam perjalanan Ingatlah diriku sebagai teman hati

Bahkan hati yang saling percaya terlupa entah di mana

Mengapa orang-orang mengejar kebahagiaan yang telah berlalu

Pejamkan matamu perlahan dan singkapkan jendela hatimu

Raih tanganku dan usap air matamu

Chorus 2:

Cinta senantiasa meninabobokkan

Tatkala lelah dalam perjalanan

Ingatlah diriku sebagai teman hati

Sang Pemimpi

Sang Pemimpi

“Sang Pemimpi” memang sesuai dengan judulnya buku ini telah membangkitkan sang pemimpi yang lain yang telah tertidur dalam diriku. Sosok seorang Arai yang tidak mengenal putus asa dan selalu mempunyai ide-ide gila yang bisa membuat orang lain berpikir lain tentang dirinya.

“Kita tak kan pernah mendahului nasib!” teriak Arai.

Itulah kata-kata yang telah membuat saya menjadi bersemangat dalam menjalani hidup ini.

Sang Pemimpi adalah sebuah lantunan kisah kehidupan yang memesona dan akan membuat Anda percaya akan tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan pengorbanan, lebih dari itu, akan membuat Anda percaya kepada Tuhan.

Jalinan kisah yang dibangun secara apik oleh sang penulis serasa membius kita untuk mengenal tanah Belitong, kehidupan anak melayu pulau yang memaknai kesengsaraan dalam kehidupan dengan keteguhan bekerja dan merajut impian. Tak lupa sang penulis juga memberikan bumbu-bumbu asmara yang cukup menghibur dan terkadang menggelikan serta dibalut aura keteguhan dalam sosok Arai yang pantang menyerah. Sementara kegelian lain dihadirkan pula dalam sosok Jimbron yang lemah, lugu, unik namun setia kawan.

Tokoh sentral dalam cerita ini, si Ikal, menyajikan karakter yang manusiawi, yang berusaha untuk survive dan bangkit di tengah keterpurukannya, yang belajar dari segala sesuatu di sekelilingnya, dan yang tak segan memberikan pencerahan kepada sahabat-sahabatnya. Sungguh banyak pelajaran positif yang bisa kita ambil dari buku ini. Apabila saya masih berusia belasan tahun dan sedang di bangku sekolah, niscaya buku ini akan memberikan kekuatan ekstra yang membangkitkan potensi terdalam guna meraih kesuksesan.

Andrea Hirata Seman adalah si Ikal yang diceritakan dalam buku ini. Ia berpendidikan S1 dari Universitas Indonesia dan S2 dari Sheffield Hallam University (SHU), Inggris. Ia sempat melakukan riset di Université de Paris, Sorbonne, Prancis dan risetnya itu, yang juga dikisahkan dalam buku ini, mendapat penghargaan khusus dari SHU. Hasil riset tersebut telah ditulis Andrea dalam buku berbahasa Inggris dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Andrea lahir di Belitong dan sampai saat ini masih bekerja di kantor pusat PT Telkom di Bandung.

Salut kepada sang penulis yang telah menghadirkan buku-buku yang penuh jalinan kisah bermanfaat, inspiratif dan membangkitkan ini. Terutama buku Sang Pemimpi yang mungkin telah menjadi ladang inspirasi bagi ribuan pelajar dalam meretas harapan dan cita-citanya. Saya sangat menyarankan bagi siapapun yang sedang haus akan inspirasi untuk sukses, motivasi untuk maju serta kekuatan untuk bangkit, agar membaca buku dengan lembaran yang tipis namun tebal akan inspirasi ini, Sang Pemimpi.

Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).

Sumber: http://www.bukukita.com

What Kind of Cow’s Milk Should You Drink?

You are walking down the dairy aisle in your local food market, staring at the extremely well-lit shelf containing dozens of cartons of milk, lined neatly, row by row, type by type: skim, low-fat, whole, Organic…. Which one to choose?

First, the basics:

  • Whole Milk: The whole milk sold in supermarkets is cow’s milk that has been reduced in fat content to 3.25%. I use whole milk in places where the richness of the butterfat can be appreciated. For example, in my coffee and in baking recipes.
  • Low-Fat Milk: This is the same as whole milk, except it contains between 0.5% and 2% butterfat.  Because low fat milk has a less creamy taste and thinner texture, I combine it with rich foods. For example, I like to pour it over my oatmeal with dried fruit and nuts.
  • 1% Milk and 2% Milk: These milks allow buyers to fine-tune how low-fat they want to go. 2% milk should contain 2% butterfat, which means it’s on the high end of low-fat. 1% milk means 1% butterfat, therefore it is on the mid to low end of low-fat.
  • Skim Milk: Also the same as whole milk, except contains as little as 0.1% and as much as 0.5% butterfat. I have to admit that when it comes to counting calories, skim milk is a safe bet. I enjoy really cold skim milk with my morning granola. If I am having a milk shake with ice cream, I will use skin milk instead of whole to “skimp” a little.

Even more important than what richness of milk you use, which type of milk should you buy?

  • Organic Milk: Like all other organic products, in order to be certified as “organic” by the U.S.D.A., organic milk must contain less than a very small percentage of synthetic chemicals, including pesticides, hormones, and antibiotics that may have been administered to the milking livestock. Organic milk is considerably more expensive, primarily because of the higher costs associated with creating an environment in which organic livestock can flourish free from the chemicals used in the commercial market, which have been linked to the development and spread of certain cancers. The health benefits of consuming milk free of synthetics are indisputable. If possible, I say splurge on the organic milk.
     
  • Raw milk: Milk that has NOT been pasteurized. Because raw milk has not gone through a process that reduces pathogens, its sale is illegal in 22 of the United States. Raw milk is fairly obscure where I live, nonetheless, many people prefer raw milk to pasteurized milk, claiming that the cows that produce it are treated more humanely, kept in cleaner environs, and fed organic grass or feeds. Furthermore, raw milk has more nutrients and flavor. But if you are pregnant or your immune system is compromised, raw milk is not a good choice.
  • Milk from local farms: Ronnybrook, for example, a farm located in the Hudson Valley of upstate New York, sells wholesome milk products that are not necessarily certified “organic,” but that do not contain pesticides, antibiotics, or artificial hormones. Further enhancing environmental appeal, Ronnybrook sells its fluid milk products in glass bottles that can be returned and refilled by the farm. I can’t resist the flavor, and their version of skim milk tastes like whole milk! My favorite choice.

taken from:

www.yahoo.com,

www.frieslandfoods.com

Corporate Life Enrichment: Cost Saving, Healthy and Working Life

Corporate Life Enrichment: Cost Saving, Healthy and
Productive Working Life

Pendahuluan
Dewasa ini, ada kecenderungan yang menggembirakan dalam upaya umat manusia terus-menerus meningkatkan kualitas kehidupan, di mana kesadaran tersebut tidak hanya tumbuh dalam taraf individu melainkan juga perusahaan. Semakin banyak perusahaan yang lebih menyadari bagaimana memanfaatkan perspektif dan pengetahuan baru untuk kehidupan yang sejahtera, terutama bagi karyawan mereka.

Tingginya tingkat absensi karyawan merupakan salah satu indiktor kualitas hidup yang rendah. Selama hal itu masih menjadi isu besar di tempat kerja, perusahaan harus menyadari, bahwa sudah saatnya melakukan corporate life enrichment.
Corporate life enrichment adalah upaya meningkatkan baik produktivitas maupun anggaran agar perusahaan mendapatkan keuntungan dan nilai tambah. Life enrichment sendiri juga merupakan investasi bagi masa depan perusahaan. Dunia bisnis perlu mengupayakannya untuk mengurangi angka absensi karyawan yang disebabkan sakit, dan mengurangi gangguan-gangguan lain dalam proses bisnis.

Permasalahan
1. Apakah definisi Corporate Life Enrichment?
2. Bagaimana deskripsi penerapan Corporate Life Enrichment di PT. Charoen Pokphan?

Manajemen Sumber Daya Manusia
Bagian/divisi sumber daya manusia harus menjamin bahwa perusahaan dapat/mampu merekrut, melatih, mengembangkan, memotivasi dan mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas baik dan tepat, dalam jumlah yang tepat, dan pada saat yang tepat pada semua tingkatan dalam organisasi perusahaan itu, dan melepaskan mereka kembali ke masyarakat dengan cara yang terbaik bagi semua pihak.

Dalam proses pencarian calon karyawan tersebut terdapat metoda/tehnik seleksi yang disebut dengan medical examiniation. Tujuan medical examinination adalah sebagai berikut:
1. Menentukan apakah kualifikasi fisik calon memenuhi syarat.
2. Mencatat kondisi fisik calon pada saat diterima bekerja.
3. Mencegah dipekerjakannya orang dengan penyakit tertentu.
4. Membanatu pelaksanaan proses penempatan pegawai (sesuai dengan kondisi fisik dengan kerjanya).

Ketika perusahaan sudah menemukan the right man, in the right place, and on the right time, maka diperlukan suatu pengelolaan dan pemeliharaan atas karyawan tersebut. Indikator bahwa placement terhadap karyawan adalah tepat yaitu adanya tingkat produktivitas karyawan yang optimal. Adapun pemeliharaan atas diri karyawan dapat berupa fisik, mental, moril, maupun motivasi.

Corporate Life Enrichment
Karyawan adalah Sumber Daya Manusia yang perlu dikelola. Menurut F.W. Taylor manusia dipandang sebagai faktor produksi dimana hal ini sama dengan faktor produksi lainnya. Sebagai faktor produksi, maka perusahan perlu melakukan upaya meningkatkan produktivitas karyawan maupun anggaran agar perusahaan mendapatkan keuntungan dan nilai tambah. Upaya tersebut sering dikenal dengan istilah Corporate life enrichment (www.swa.co.id). Life enrichment sendiri juga merupakan investasi bagi masa depan perusahaan. Dunia bisnis perlu mengupayakannya untuk mengurangi angka absensi karyawan yang disebabkan sakit, dan mengurangi gangguan-gangguan lain dalam proses bisnis.

Health economy adalah ilmu baru yang harus diperkenalkan kepada perusahaan. Karena kesehatan dan pencegahan penyakit selalu dipandang oleh perusahaan sebagai cost. Padahal kalau dihitung, kerugian dan biaya akan lebih besar bila karyawan sakit. Selain biaya pengobatan yang tidak murah, perusahaan juga menderita kerugian dengan turunnya produktivitas apabila karyawan tidak masuk.

Company Profile PT. Charoen Pokphan
Pada tahun 1971, PT. Charoen Pokphan mendapat izin dari pemerintah Indonesia melalui fasilitas penanaman modal asing, berdasar pada Dekrit No.616/M/SK/XI/1971 tertanggal 29 November 1971 atas nama Menteri Perdagangan Indonesia, untuk mendirikan pabrik makanan ternak di Jakarta di area 2,4 hektar.
PT. Charoen Pokphan didirikan oleh:
· Summet Jiaravanon
· Jaran Chearavanont
· Montri Jiaravanont
· Johannes Purnama Sudarma, SH

PT. Charoen Pokphan memulai operasi bisnisnya pada tahun 1972 dengan kapasitas produksi 20.000 ton per tahun. Produknya terdiri dari makanan ternak (sapi, babi) dan makanan unggas (ayam, broiler, dan bebek). Kemudian di tahun 1976 dan 1979, PT. Charoen Pokphan melebarkan bisnisnya ke Surabaya dan Medan dengan cara menambah kapitas produksi 24.000 tons dan 80.000 tons per tahun.

Setelah pengembangan beberapa produk, sekarang PT. Charoen Pokphan mempunyai kapasitas total produksi 650.000 ton per tahun di pabriknya yang ada di Jakarta, Suranbaya, dan Medan. Pabrik di Jakarta berada di tanah 27.284 m2 dengan kapasitas produksi 200.000 tons per tahun). Pabrik di Surabaya berada di area tanah 42.565 m2 (dengan kapasitas produksi 250.000 ton per tahun). Sedangkan pabrik di Medan berada di area tanah seluas 17.565 m2 (dengan kapasitas produksi 200.000 ton per tahun).

Oleh karena meningkatnya permintaan pasar akan makanan udang, maka pada tahun 1988 PT. Charoen Pokphan memutuskan untuk mengembangkan bisnisnya lagi dengan memproduksi makanan udang. Hal ini diikuti dengan didirakannya pabrik dengan kapasitas 40.000 ton per tahun di Medan. Dalam rangka menguatkan posisi pasarnya di makanan unggas, melalui RUPS yang diadakan pada tanggal 24 April 1990, para pemegangsaham memutuskan untuk mengambil alih 80% dari saham P.T Charoen Pokpand Jaya Farm, perusahaan berdomisili di Jakarta dan mengkhususkan diri di bidang pengolahan makanan ternak dan hasil ternak (www.cp.co.id).
Penerapan Corporate Life Enrichment di PT. Charoen Pokphan

Kesehatan dan pencegahan penyakit selalu dipandang oleh perusahaan sebagai cost. Padahal kalau dihitung, kerugian dan biaya akan lebih besar bila karyawan sakit. Selain biaya pengobatan yang tidak murah, perusahaan juga menderita kerugian dengan turunnya produktivitas apabila karyawan tidak masuk.

Hal inilah yang menstimulus PT. Charoen Pokphan untuk mengadakan vaksinasi kepada karyawan. Program vaksinasi tersebut adalah vaksinasi flu yang berhasil mengurangi jumlah absen sakit sebesar 44%. Pada tahun 2006 sebelum vaksin, sebanyak 579 karyawan absen sakit (72,28% dari 801 karyawan). Setelah vaksin angka itu turun menjadi 222 karyawan absen sakit. Vaksinasi flu dipilih karena flu atau influenza adalah penyebab 10-12% absensi karyawan di seluruh dunia.

Penurunan jumlah absensi ini juga diikuti dengan peningkatan produktivitas. Hasil penelitian di Charoen Pokphan menunjukkan peningkatan produktivitas sebesar 38,51% sesudah vaksin, yang ditunjukkan dengan jelas oleh meningkatnya produksi telur per hari (www.swa.co.id)

Daftar Pustaka

Yuwono, Budi,1998. Modul Manajemen Sumber Daya Manusia. Unsoed, Purwokerto, 1998.
http://www.swa.co.id, 2008.
http://www.cp.co.id, 2008.

The Relevant of Managerial Economics to FFI

The Relevant of Managerial Economics to

PT. Frisisan Flag Indonesia.

 

The major reason for studying managerial economics is that it is useful. Knowledge of economics helps us make wise choices. Managerial economics (also called applied microeconomics), on the other hand, deals with how decisions should be made by managers to achieve the firm’s goals–in particular, how to maximize profit. These decisions, or their result, may or may not be beneficial from society’s viewpoint. Although important, such welfare consequences are of secondary consideration in managerial economics.

 

There is no difference theory between managerial economics and regular economics. The difference is in the way the economics theory is applied. Economics might be best described as a way of thinking about problems-a logical system for processing and using information. Since study case is in large part concerned with economic theory and its application, we might take time to explain how much and why theory is used. No doubt you have heard statements such as “That’s OK in theory, but how about the reality world?” The fact is that theory is designed to apply to the real world; it allows us to gain insights into the problems that would be impossible to solve without theoretical structure. We can make predictions from theory that will hold in the real world even though the theoretical structure abstracts from many actual characteristics of the world.

 

With more than 85 years history in Indonesia, PT Frisian Flag Indonesia is the market leader in Indonesian dairy industry committed to produce high quality nutritious products and to provide the best services to consumers and business partners in Indonesia.

It all started in 1922 with the “Friesche Vlag” milk brand or well known by Indonesian as Susu Bendera, imported from Cooperative Condensfabriek Friesland of the Netherlands – now Royal Friesland Foods.

 

As the international dairy based nutrition specialist, FRISIAN FLAG INDONESIA produces and markets a wide range of products including powder milk, ready to drink milk and sweetened condensed milk. The company operates two state of the arts production facilities in Pasar Rebo and Ciracas in Jakarta. The Pasar Rebo plant produces powder milk and Ciracas plant produces liquid milk and sweetened condensed milk.
   
FRISIAN FLAG INDONESIA’s milk production process utilizes advanced technology and good sterilization practices from beginning to end to avoid contamination in its manufacturing process – a practice known as Good Manufacturing Practices (GMP).

FRISIAN FLAG INDONESIA complies with the highest world class manufacturing standard and certification to ensure the production of best quality products for consumers. The whole supply chain process, from buying the materials to the distribution of the final products to distributors and wholesalers, is controlled by a certified HACCP (Hazardous Analysis Critical Control Point) and the ISO 9001; 2000 system and ISO 14000 systems.

The commitment of FRISIAN FLAG INDONESIA is providing the best high-quality products and services to Indonesian consumers and business partners.

1. To be the leading brand for dairy based nutrition with products and product formats accessible for consumer in all SES in Indonesia.

2. To be caring employer for our employees offering competitive salaries & opportunities for personal development to talented employees.

3. To achieve a sustainable & satisfying net result for our shareholder.

For obtaining those visions, FRISIAN FLAG INDONESIA is considering keeping the factory open an additional factory. So we need some information for the decision. The first piece of information is the additional (or incremental) cost of remaining open the additional factory. These additional cost could be estimated by calculating the added labour required, the additional cost of electricity and gas, perhaps added maintenance and management cost, and many other costs that would be incurred unless the additional factory open. Note, that the overhead or fixed cost must be paid by the factory regardless of how long the factory remains open and therefore should be ignored.

 

Next, the additional sales revenue that can be expected from remaining open must be estimated. The factory manager must consider in making this estimation any sales lost during the regular operating factory because of remaining open the additional factory.

If the additional sales expected from staying open longer exceed the expected additional cost, the factory should stay open the additional factory. If the added costs exceed the expected additional sales revenue, the factory manager should not extend its additional factory operation. The decision is based only on additional (marginal) revenues and additional (marginal) cost.

 

This example illustrates a maximization problem-maximizing profit. However, the manager is also faced with maximization problems, most frequently the problem of how to minimize cost.

 

memudarnya kedigdayaan TI

ada resensi buku bagus… silakan langsung nge-link ke web berikut =

Memudarnya kedigdayaan TI

Memudarnya kedigdayaan TI

URL : http://www.swa.co.id/sekunder/resensi/swadigital/manajementi/details.php?cid=5&id=12